Ya, kami menyediakan layanan untuk IT consulting. Selain itu juga kami memiliki layanan untuk training, maupun advisory.
Layanan consulting yang diberikan meliputi beberapa hal, seperti pembuatan IT Strategic Plan, IT Blue Print, Enterprise Architecture, IT Service Management, Business Continuity Plan (BCP), Maturity Assessment menggunakan beberapa framework, dan beberapa yang lainnya.
Ya, kami menyediakan layanan untuk IT training.
IT training yang diberikan terkait di bidang manajemen dan teknologi informasi, khususnya di area IT Strategic, IT Governance. Trainer kami berpengalaman dan memiliki sertifikasi internasional.
Ya, kami menyediakan layanan untuk IT assessment. Secara spesifik adalah assessment untuk IT, bukan people assessment atau assessment non IT.
Assessment yang kami sediakan terkait dengan maturity assessment, dengan pendekatan framework COBIT, TOGAF, ataupun ISO 20000 dan ISO 27001.
Assessment yang kami sediakan terkait dengan maturity assessment, dengan pendekatan framework COBIT, TOGAF, ataupun ISO 20000 dan ISO 27001.
Ya, kami memiliki layanan untuk audit, khususnya terkait dengan IT Audit.
Ya, kami memiliki layanan untuk pembuatan master plan, khususnya IT Master Plan.
IT Master Plan adalah cetak biru yang menerjemahkan strategi perusahaan menjadi rencana implementasi teknologi sistem informasi. Sebelum membangun infrastruktur IT, maka perlu dibuat terlebih dahulu IT Master Plan. IT Master Plan dibuat berdasarkan strategi dan proses bisnis perusahaan.
Ya, kami memiliki layanan untuk pembuatan blue print, khususnya IT Blue Print.
IT Blue Print berisi rencana strategis perusahaan dalam mengimplementasikan dan membangun sistem informasi di perusahaan.
Ya, kami memiliki layanan untuk pembuatan enterprise architecture.
Enterprise architecture menerjemahkan visi dan strategi bisnis menjadi sebuah arsitektur yang merepresentasikan kesatuan komponen yang berhubungan dan menggambarkan kapabilitas organisasi dalam merealisasikan tujuan perusahaan. Tujuan dari penggunaan EA adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pengelolaan arsitektur, sekaligus memastikan keselarasan antara tujuan bisnis dengan seluruh komponen arsitektur perusahaan.
Bisa, kami memiliki banyak pengalaman untuk membantu perusahaan-perusahaan dalam assessment IT maturity-nya menggunakan framework COBIT.
Framework COBIT yang bisa digunakan saat ini adalah COBIT 5 dan COBIT 2019.
Bisa, secara spesifik assessment terkait keamanan menggunakan framework ISO 27001.
ISO/IEC 20071:2013 atau sering disebut Information Security Management System (ISMS) adalah standar terkait tata kelola pengamanan informasi untuk memastikan perlindungan atas kerahasiaan (Confidentiality), integritas (Integrity), dan ketersediaan (Availability) dari suatu informasi.
Ya, kami memiliki layanan untuk assessment ISO 27001 yang memiliki fokus pada security.
ISO/IEC 20071:2013 atau sering disebut Information Security Management System (ISMS) adalah standar terkait tata kelola pengamanan informasi untuk memastikan perlindungan atas kerahasiaan (Confidentiality), integritas (Integrity), dan ketersediaan (Availability) dari suatu informasi.
Ya, kami memiliki layanan untuk assessment ISO 20000 yang memiliki fokus pada manajemen layanan.
ISO 20000:2018 merupakan Standar Internasional mengenai Sistem Manajemen Layanan yang berfokus kepada ITSM. Assessment ISO 20000:2018 Readiness dilakukan untuk mengidentifikasi gap antara kondisi saat ini di dengan requirement yang dipersyaratkan dalam standar ISO 20000:2018, sehingga organisasi dapat melakukan improvement dari manajemen layanan yang diimplementasikan agar siap untuk disertifikasi.
Kami menyediakan outsource/managed service hanya untuk kebutuhan secara khusus. Untuk hal tersebut kami perlu tahu terlebih dahulu mengetahui kebutuhan detailnya seperti apa.
Tingkat kematangan IT atau IT maturity assessment dapat diukur dengan framework yang sudah standar, diantaranya COBIT 5 atau COBIT 2019. Kami memiliki layanan untuk membantu perusahaan Anda dengan menggunakan standar framework tersebut.
Perencanaan perusahaan dapat dibuat dengan pendekatan IT Strategic Plan/IT Blue Print/IT Master Plan. Yang membedakan adalah tingkat kedalaman/komprehensif dari perencanaan yang akan dibuat.
Kami sudah memiliki pengalaman yang banyak dalam membuat perencanaan tersebut. Perencanaan juga dapat dibuat lebih detail dengan enterprise architecture menggunakan TOGAF.
COBIT memiliki beberapa versi dan pengembangan.
Setiap versi memiliki kontrol proses yang berbeda-beda. Namun demikian COBIT 2019 akan lebih baik karena proses yang di-assess lebih luas (sebanyak 40 proses).
COBIT 4.1 merupakan model standar pengelolaan IT yang dikembangkan oleh Information Technology Governance Institute (ITGI) dari Information System Audit dan Control Association (ISACA). Dalam COBIT 4.1 terdapat kontrol terhadap proses yang dikelompokkan ke dalam 4 (empat) area yaitu, Plan and Organize (PO), Acquire and Implement (AI), Deliver and Support (DS), dan Monitor and Evaluate (ME).
COBIT 5 merupakan evolusi dari framework sebelumnya yakni, COBIT 4.1 dengan penambahan Val IT 2.0 dan IT Risk. Dalam COBIT 5 terdapat 5 (lima) proses terdiri dari Evaluate, Direct and Monitor (EDM); Align, Plan and Organize (APO); Build, Acquire and Implement (BAI); Deliver, Service and Support (DSS); dan Monitor, Evaluate and Assess (MEA).
COBIT 2019 adalah kerangka kerja yang menyediakan prinsip, praktik, alat, dan model yang diterima secara global untuk meningkatkan kepercayaan dan nilai dari IT perusahaan. Tata kelola yang efektif atas informasi dan teknologi sangat penting untuk kesuksesan bisnis, tentunya harus dikelola secara holistik menggunakan model proses yang terintegrasi, bersifat end-to-end, melingkupi pembagian peran dan tanggung jawab serta implementasi praktik terbaik. Di sinilah peranan penting dari COBIT 2019 untuk melakukan kontrol dan memaksimalkan nilai dari informasi dan teknologi. Sehingga, organisasi mencapai optimasisasi risiko, tata kelola dan manajemen IT. COBIT 2019 adalah evolusi dari versi sebelumnya, COBIT 5.
ISO 20000:2018 merupakan Standar Internasional mengenai Sistem Manajemen Layanan yang berfokus kepada ITSM. Assessment ISO 20000:2018 Readiness dilakukan untuk mengidentifikasi gap antara kondisi saat ini di dengan requirement yang dipersyaratkan dalam standar ISO 20000:2018, sehingga organisasi dapat melakukan improvement dari manajemen layanan yang diimplementasikan agar siap untuk disertifikasi.
ISO/IEC 20071:2013 atau sering disebut Information Security Management System (ISMS) adalah standar terkait tata kelola pengamanan informasi untuk memastikan perlindungan atas kerahasiaan (Confidentiality), integritas (Integrity), dan ketersediaan (Availability) dari suatu informasi.
SPBE adalah penyelenggaraan pemerintahan yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memberikan layanan kepada Pengguna SPBE sesuai dengan Peraturan Presiden No. 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik. Pengukuran tingkat kematangan kapabilitas fungsi teknis teknis pada metode e-Government Maturity Model (eMM) yang terdiri dari 3 domain, 7 aspek, dan 35 indikator.
ITIL V2 merupakan best practice manajemen layanan IT edisi kedua yang terdiri dari 2 kelompok yaitu, Service Delivery dan Service Support.
ITIL V3 merupakan salah satu best practice yang paling banyak diacu oleh organisasi dalam konteks pengelolaan layanan IT (IT Service Management/ITSM).Dalam ITIL v3 memiliki 26 proses dan 4 fungsi yang terbagi ke dalam 5 (lima) domain yaitu, Service Strategy, Service Design, Service Transition, Service Operation, dan Continual Service Improvement.
ITIL 4 merupakan versi terbaru dari rangkaian best practice IT Service Management, terdapat 2 besaran dalam ITIL 4 yang perlu dipahami yaitu, Service Value System (SVS) dan Service Value Chain. Dalam ITIL memiliki 4 (empat) dimensi yaitu organization & people, information technology, partner dan supplier, value stream dan process.
TOGAF merupakan salah satu acuan kerangka kerja untuk melakukan pengembangan, penerapan, dan pengelolaan arsitektur dibidang teknologi informasi pada sebuah organisasi atau perusahaan.
Setiap framework yang ada di ASCENT memiliki tipe assessment yang berbeda, mulai dari metode, formula dan tipe kuesioner hingga output (nilai/report).
Terdapat 2 framework COBIT dalam ASCENT, pada COBIT 4.1 terdapat 34 Proses sedangkan COBIT 5 terdapat 37 proses. Sementara pada COBIT 2019 terdapat 40 proses. Dalam melakukan Assessment tidak harus selalu memilih seluruh proses, sesuai dengan kebutuhan organisasi/perusahaan.
Mitratex sudah menangani ratusan perusahaan dari berbagai industri, baik Pemerintahan, BUMN, industri keuangan (bank, asuransi, multifinance), logistik, perkebunan, pertambangan, telekomunikasi, dll.
Konsultasi pada dasarnya dapat kami lakukan, dalam rangka menggali terlebih dahulu kebutuhan/permasalahan yang dihadapi. Sehingga pada proses selanjutnya kami dapat memberikan penawaran terkait dengan solusi yang dibutuhkan.
Mitratex memerlukan informasi yang lebih detail mengenai kebutuhan dari setiap customer, sehingga Mitratex akan mengirimkan penawaran berdasarkan kebutuhan tersebut.
Pekerjaan ini membutuhkan durasi setidaknya 4-6 bulan, karena membutuhkan intensitas dan keterlibatan dari banyak pihak yang tinggi.
Assessment dapat dilakukan dari 2-4 bulan, yang disesuaikan dengan fokus area yang akan di-assess.
Pekerjaan ini membutuhkan durasi setidaknya 4-6 bulan, karena membutuhkan intensitas dan keterlibatan dari banyak pihak yang tinggi.
Mitratex tidak mengeluarkan sertifikasi terkait audit, namun Mitratex dapat membantu perusahaan dalam rangka persiapan audit termasuk pemenuhan gap dan pendampingannya.
Konsultan kami sudah memiliki pengalaman dan sertifikasi internasional sesuai dengan bidangnya.
Pengelolaan TI (IT Governance) merupakan suatu bentuk perencanaan dalam menerapkan dan menggunakan TI yang digunakan oleh suatu organisasi agar sesuai dengan visi, misi dan tujuan dari organisasi. Penerapannya dapat dengan menggunakan pendekatan seperti COBIT.
Ya, kami selain consulting juga sebagai implementor atas tools-tools terkait tersebut. Dalam hal ini Mitratex memiliki partner dengan ESTIM terkait untuk tools ITSM dan EA.
Assessment IT maturity dengan COBIT, akan membutuhkan dokumen-dokumen pendukung yang diperlukan sebagai bagian dari evidence. Sehingga pada proses awal diperlukan interaksi untuk memastikan ketersediaan dokumen-dokumen tersebut. Adapun interaksi selanjutnya apabila dibutuhkan peningkatan dari maturity level pada saat assessment awal, maka dibutuhkan pemenuhan gap/pembuatan-pembuatan dokumen tersebut. Sehingga dalam hal ini interaksi yang diperlukan hanya pada saat tertentu saja.
Mitratex menyediakan program untuk membantu perusahaan dalam rangka peningkatan level IT maturity-nya. Baik untuk mencapai level 3, level 4, bahkan hingga level 5. Kami memiliki program dan harga khusus terkait hal tersebut, dan kami dapat berdiskusi lebih lanjut mengenai hal ini.
Ya, kami memiliki layanan khusus untuk hal tersebut. Dimana kami dapat membantu perusahaan untuk mengevaluasi penerapan SPBE sesuai dengan best practice yang akan diterapkan. Adapun domain yang bisa dievaluasi bisa beragam, termasuk juga dengan level yang diharapkan.
Ya. Mitratex telah memiliki pengalaman dalam mempersiapkan dan mendampingi perusahaan untuk dapat memperoleh sertifikasi. Persiapan yang dilakukan juga termasuk dengan pendampingan pembuatan dokumen yang dibutuhkan.
Menunjukkan komitmen perusahaan dan meningkatkan daya saing, sehingga citra perusahaan meningkat seiring dengan komitmennya terhadap kualitas layanan TI yang diberikan. Selain itu perusahaan juga dapat membuktikan bahwa penyedia layanan TI mampu memberikan layanan yang memenuhi kebutuhan pengguna.
Dengan mempraktikan Sistem Manajemen Layanan yang baik sebagaimana ditetapkan dalam standard ISO 20000, maka perusahaan dapat melakukan peningkatan dalam kualitas layanannya, melakukan penghematan biaya dan meningkatkan efisiensi, mengurangi risiko yang mungkin ditimbulkan oleh layanan TI dan mendorong peningkatan dan perbaikan layanan TI secara terus-menerus.
Perusahaan yang memiliki sertifikasi ISO 27001 adalah sebuah perusahaan telah menunjukkan tata kelola yang baik dalam penanganan informasi. Kepemilikan ISO 27001 dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan, khususnya pelanggan yang sangat aware dengan keamanan informasi. Dengan ISO 27001, akan memberi competitive advantage atau nilai tambah bagi perusahaan. Hal tersebut akan memberi pengaruh positif pada citra perusahaan, nilai, serta memberi persepsi yang baik bagi perusahaan dari pihak lain. Kepemilikan ISO 27001 menjadi bukti bahwa perusahaan telah siap untuk mencegah adanya insiden keamanan yang bisa mengeluarkan biaya-biaya besar.
Mengurangi kompleksitas dan meningkatkan efektivitas biaya karena integrasi yang lebih baik dan lebih mudah. Meningkatkan kepuasan pengguna. Meningkatkan integrasi keamanan informasi dalam perusahaan. Menginformasikan risiko keputusan dan risk awareness. Meningkatkan pencegahan, deteksi dan pemulihan. Mengurangi insiden (dampak) keamanan informasi. Meningkatkan dukungan untuk inovasi dan daya saing. Meningkatkan pengelolaan biaya yang berhubungan dengan fungsi keamanan informasi.
Ya, kami memiliki layanan khusus untuk hal tersebut. Pembentukan Holding terutama di BUMN merupakan terobosan yang dilakukan untuk menciptakan sinergi dan menjadi ekosistem di berbagai bidang seperti finansial asuransi, industri pangan, layanan kepelabuhan, dan lain-lain yang diharapkan dapat menjadikan BUMN lebih berkembang hingga dapat menjangkau pasar global dan meningkatkan kinerja perusahaan. Pembentukan holding tentunya mencakup semua aspek dalam organisasi, salah satunya IT. Peran IT dalam pembentukan holding menjadi salah satu aspek yang sangat penting terutama dalam hal standardisasi, konsolidasi dan pengambilan keputusan.
SPBE berfungsi untuk untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, transparan, dan akuntabel serta pelayanan publik yang berkualitas dan terpercaya. Tata kelola dan manajemen sistem pemerintahan berbasis elektronik secara nasional juga dapat meningkatkan keterpaduan dan efisiensi sistem pemerintahan berbasis elektronik.
Ya, kami memiliki layanan untuk hal tersebut. Dalam hal ini BCP sebagai perencanaan dan framework untuk menjamin bahwa proses bisnis dapat terus berlanjut dalam keadaan emergensi. Sedangkan DRP adalah mengenai rencana pemulihan cepat dari keadaan emergensi atau bencana, sehingga hanya mengakibatkan dampak minimum bagi organisasi atau perusahaan.
Tujuan dan fungsi Business Continuity Plan (BCP) adalah untuk memperkecil efek peristiwa mengganggu pada operasional perusahaan dan mengurangi risiko kerugian keuangan dan meningkatkan kemampuan organisasi dalam proses pemulihan sesegera mungkin dari suatu peristiwa yang mengganggu.
Ya, kami bisa memberikan harga paket secara khusus apabila membutuhkan beberapa layanan-layanan kami sekaligus. Untuk hal tersebut kami akan menghubungi Anda untuk mendiskusikan lebih lanjut mengenai kebutuhannya.